siapa yg lebih jenius?

Minggu, 10 Juni 2012

fan fic ini di kreasi oleh Eureka Azure,dipublikasi oleh Bian del Ramos Navas
                                                                         GALAU
[Markas Akatsuki]
Deidara keluar dari kamar mandi setelah dua jam mendekam dan bersemedi sambil pede cure mene cure, spa, dan berendam di air busa bekas cuci piring tadi pagi. Dia mendesah panjang tanda kekecewaannya karena sudah susah payah keramas menggunakan shampoo sunslik dan berharap debar-debar Aril akan datang dengan setangkai bunga bangkai dan mengajaknya dinner di mie ramen icharaku.
Tapi ternyata yang datang adalah Hidan yang langsung menggedor-gedor pintu kamar mandi dan menyuruh Deidara cepetan keluar karena sudah kebelet buang air sambil jingkrak-jingkrak dan jungkir balik saking gak tahannya. Cih, mengganggu saja, pikir Deidara.
Deidara menjemur handuknya yang basah itu di tali jemuran yang ada di atas kasurnya yang bantalnya berbentuk love dan hello kitty, itu pun sebenarnya adalah ranting panjang yang muncul dari balik bebatuan gua yang dia dan anggota lainnya tempati.
Setelah berpakaian pakaian wajib akatsuki yang gak pernah dicuci sejak jaman belanda itu dia menatap dirinya di cermin yang sudah retak yang dia ambil (baca:curi) dari salah satu pusat pertokoan sampah(?).
Rambutnya yang basah segera dikeringkan dengan dry hair tradisional *uhuk* alias kipas dari bambu yang tangannya ayunkan.
"Nasib..., nasib...," gumamnya.
Lagi-lagi dia mendesah panjang tanda kekesalannya karena biasanya sekarang ini deadline(?) rambutnya dikerimbat. Setelah dua jam(?) dirasanya cukup kering, dia segera memodelkan rambutnya membentuk jambul jalan tol sudirman-cirebon ala Syahrini. Trend ini diketahuinya saat dia tidak sengaja (curi) dengar gosip-gosip ibu-ibu pkk kampung sebelah. Dan dia sudah mengambil ancang-ancang besok akan membentuk rambutnya yang *ehem* seksi menurutnya tersebut membentuk jambul rel kereta api sabang-merauke(?).
Sambil membentuk jambulnya dia memikirkan nasibnya sekarang ini. Uang gak punya, jomblo masih menemani, dan kalau mau ke WC mesti harus naik bukit turun gunung untuk mencari sungai. Masa' sih kehidupan akatsuki seperti ini? Gak elit banget, batin Deidara.
Tak jarang kalau setiap malam minggu dia selalu cercok adu mulut dengan para ibu-ibu rumah tangga yang sering memakan korban menjadi gila gara-gara pertentangan argumen dari kedua belah pihak dimana Deidara menginginkan hujan turun sedangkan pihak lain menginginkan hujan tidak turun supaya cucian rumah tangga mereka kering.
Deidara yang kepengen hujan itu bukan tanpa alasan. Ini gara-gara statusnya yang masih jomblo dan ngiri dengan pasangan-pasangan yang sedang kencan di malam minggu, dan hujan inilah yang akan membatalkan semua acara yang membuat hatinya galau tersebut.
"Galau..., oh, galau...," Deidara melantunkan nyanyian galau ciptaannya sendiri menyerupai statusnya setiap saat di facebook maupun twitter. "Hmm, lumayan juga suaraku, uhuk."
Kehidupan yang serba (kurang) cukup tersebut masih harus didampingi oleh nasib-nasib teman-teman sepermainan sepenanggungan sependeritaan a.k.a anggota akatsuki lainnya tersebut.
Akhir-akhir ini dia juga sedang tergila-gila pada mie sarimin isi dua yang dia tonton iklannya di tivi-tivi warung terdekat(?). Maksudnya sih supaya pas waktu makan mie sariminnya, Ayu Ting Tong muncul dari bawah kolong tempat tidur sambil bawa cewek-cewek cantik gitu. Tapi lagi-lagi yang keluar bukanlah yang dia harapkan, melainkan banci Taman Lawang yang membawa panci-panci alias jualan kredit panci. Cih, batin deidara yang langsung disambut senyuman manis banci tersebut. Tunggu, manis? Deidara menggerutu dalam hatinya.
Setelah menyelesaikan proyek jambul jalan tol sudirman-cirebon sepanjang satu kilometer(?), dia langsung melesat keluar mencari (baca:minta) makanan kepada teman-temannya yang sama-sama pengangguran karena episode akatsuki belum waktunya muncul sekalian memperlihatkan jambul yang sudah susah payah dia buat itu.
.::THE END::.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar